WELCOME
TO KAWAH IJEN BONDOWOSO INDONESIA
SELAMAT DATANG DI WISATA TERKENAL BONDOWOSO
SELAMAT DATANG DI WISATA TERKENAL BONDOWOSO
KAWAH IJEN VIEW
Reng Bhendebesah
Yudi_78
momento_net@yahoo.com
Saat
pagi hari, ketika Matahari mulai menyinari kawasan Kawah Ijen, pemandangan
indah dapat Anda nikmati. Kawah Ijen yang berwarna hijau kebiruan berpendar
oleh cahaya Matahari yang berwarna keemasan memantul di bawah kawah. Saat yang
paling tepat untuk menyaksikan keindahan Ijen pada dini hari antara pukul 02.00
hingga 04.00. Saat itu Anda dapat menyaksikan bagaimana pijaran api biru (blue
fire)
Saat pagi hari, ketika Matahari mulai menyinari kawasan Kawah Ijen, pemandangan
indah dapat Anda nikmati. Kawah Ijen yang berwarna hijau kebiruan berpendar
oleh cahaya Matahari yang berwarna keemasan memantul di bawah kawah. Saat yang
paling tepat untuk menyaksikan keindahan Ijen pada dini hari antara pukul 02.00
hingga 04.00. Saat itu Anda dapat menyaksikan bagaimana pijaran api biru (blue
fire) dari bawah kawah.
Apabila Anda ingin
turun ke bawah kawah untuk melihat api biru maka wajib disertai pemandu.
Kenakan masker dan kaca mata pelindung itu karena selain bau belerang yang
sangat menyegat, asap belerang dari aktivitas para penambang akan dengan mudah
menyerang dan membaut pedih mata.
Kawah Ijen dari atas
Gunung Ijen terlihat sangat indah. Kawah ini merupakan danau besar berwarna
hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat memesona. Selain itu,
udara dingin dengan suhu 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai suhu 2
derajat celcius, ini jelas akan menambah sensasi tersendiri bagi Anda. Berbagai
tanaman yang hanya ada di dataran tinggi juga dapat Anda temukan, seperti bunga
edelweis dan cemara gunung.
Jalan tanah menanjak
dengan ketinggian 2.700 di atas permukaan laut akan Anda lalui dengan berjalan
kaki. Perjalanan menuju ke Kawah Ijen akan membuat Anda menghargai kehidupan
ini. Para penambang belerang dengan tekun mengangkut belerang dengan beban luar
biasa berat apalagi kalau harus diangkut melalui dinding kaldera yang begitu
curam menuruni gunung sejauh 3 km. Berkenalanlah dengan mereka, sapa dan
menyaksikan penambang belerang.
Salah satu yang akan
Anda saksikan langsung di Kawah Ijen adalah adanya penambang belerang
tradisional. Penambang belerang tradisional ini konon hanya terdapat di
Indonesia yaitu di Welirang dan Ijen. Tempat pengambilan belerang terdapat di
dasar kawah sejajar dengan permukaan danau. Mereka dengan berani
mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul
dengan keranjang. Para penambang belerang ini mengambil belerang dari dasar
Kawah Ijen sejauh 3 km. Di tempat tersebut asap cukup tebal namun mereka dengan
peralatan penutup hidung sekadarnya tetap mencari lelehan belerang. Sebuah pertaruhan
nyawa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Lelehan belerang
diperoleh dari pipa yang menuju sumber gas vulkanik mengandung sulfur. Gas ini
dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna
merah. Setelah membeku belerang tersebut akan membeku berwarna kuning. Bekuan
belerang inilah yang akan diambil oleh pekerja tambang. Sebelumnya belerang
dipotong dengan linggis kemudian langsung diangkut menggunakan keranjang.
Setelah belerang dipotong, penambang akan memikulnya melalui jalan setapak.
Beban yang dipikul cukup berat antara 80 hingga 100 kg. Para penambang sudah
terbiasa memikul beban yang berat ini sambil menyusuri jalan setapak di tebing
kaldera menuruni gunung sejauh 3 kilometer. Dalam sehari mereka hanya
dibolehkan 2 kali naik-turun kawah. Semua penambang akan berkumpul di bangunan
bundar kuno peninggalan Belanda yang dikenal dengan “Pengairan Kawah Ijen” yang
sekarang disebut sebagai Pos Bundar. Di sini penambang menimbang muatannya dan
mendapatkan secarik kertas tentang berat muatan dan nilainya.
Di pos pengumpulan
belerang Anda dapat melihat dan merasakan ritual harian penambang belerang.
Beberapa dari mereka rehat di keteduhan meregang otot, beberapa yang punya
karung mengemas bongkah-bongkah hasil tambangannya. Truk terakhir datang
membawa serta pengurus koperasi. Pengurus mengabsen penambang satu per
satu yang dipanggil maju mengangkat pikulannya ke atas penimbang. Angka yang
ditunjuk oleh penimbang lalu diubah ke dalam Rupiah yang dibayar sore itu juga.
Penghasilan yang diterima seorang penambang belerang dalam sehari tidak
sebanding dengan ancaman yang dekat dengan nyawa mereka. Satu orang penambang
biasanya hanya mampu membawa satu kali angkut setiap harinya mengingat
beratnya pekerjaan dan jalan yang dilalui.
Jangan sungkan, baurkan
diri Anda bersama penambang belerang di Kawah Ijen. Meski hidup terasa berat
dan keras, mereka tetap ramah dan bercanda, bahkan akan memberi jawaban atas
setiap keingintahuan Anda
Apabila Anda khusus
datang untuk manaiki kawah pagi-pagi sekali maka penginapan di Paltuding
tersedia 2 wisma milik Departemen Kehutanan yang dapat disewa untuk umum mulai
dari harga Rp100.000,00 hingga Rp300.000,00 per malamnya. Perbedaan di antara
keduanya hanyalah ada dan tidaknya kamar mandi di dalam kamar. Paltuding
merupakan camping ground sehingga pengunjung diizinkan
mendirikan tenda. Jadi, berkemah di sini pun bila Anda berminat maka mengapa
tidak.
Di Paltuding ada 2
warung yang biasanya tutup setelah tengah hari. 1 warung letaknya tidak jauh
dari dapur pengolahan belerang. Warung ini sebenarnya untuk melayani para
penambang namun kadangkala pengunjung pun makan di sana. Pemiliknya adalah
Bapak Im dan beliau sekaligus sebagai seorang pemandu berpengalaman. Di warung
ini ada cenderamata yang dapat Anda beli yaitu kaos bergambar Kawah Ijen atau
yang istimewa belilah keranjang belerang mini yang terbuat dari bambu diisi
dengan serpihan kecil belerang kuning. Benar-benar mirip aslinya. Hiasan dari
cetakan khusus berbahan belerang juga tersedia di warung serta Pos Bundar.
Apabila Anda memilih
penginapan yang ada Banyuwangi maka ada banyak pilihannya. Lokasi hotel ini
berdekatan dengan Pelabuhan Katapang Banyuwangi atau di tengah kota.
Kuliner
Apabila Anda mengunjungi Kawah Ijen dari Banyuwangi maka di
Banyuwangi ada Rujak Soto yang dapat Anda cicipi. Kebanyakan dijual di
warung-warung. Warung di depan Stadion Diponegoro Banyuwangi adalah salah satu
yang terkenal. Rujak Soto, merupakan paduan Rujak Cingur dan Soto Babat tapi
rujaknya berbeda dengan Rujak Cingur Surabaya. Selain tidak memakai cingur
perbedaan lain terletak dari petis yang digunakan. Petisnya terasa keset dan
lebih nikmat dibandingkan petis biasa. Untuk sotonya, mirip soto Madura tapi
hanya menggunakan daging babat saja. Rujak soto ini tak jauh ubahnya seperti
rujak yang disiram soto namun diitambah taburan kerupuk mlinjo dan kerupuk
udang sehingga menjadikannya makanan nan gurih.
Berikut ini beberapa
referensi tempat Anda mencicipi makanan khas Banyuwangi.
·
Warung
Mbok Ida, Jl. Jaksa Agung
Suprapto (depan Stadion Diponegoro) Banyuwangi
·
Depot
Prima Putra, Jl. KH Agus
Salim Banyuwangi
·
Warung
Mbok Yayah, Jl. Musi Banyuwangi
·
Depot
Prima Rasa, Jl. KH Asyari
Banyuwangi
·
Warung
Mbok Mus, Jl. Musi Banyuwangi
Rujak Soto bukan satu-satunya kuliner khas Banyuwangi, karena
masih ada hidangan campur-campur khas Banyuwangi lainnya yang patut Anda
cicipi, yaitu: pecel rawon, pecel kare, dan rujak bakso.
Sego tempong atau nasi tempong adalah salah satu makanan khas
Banyuwangi. Nasi dengan sambal khas disantap dengan lauk pada umumnya, seperti
ikan laut segar goreng, tempe dan tahu goreng, bisa juga ayam goreng dan empal.
Citarasa yang paling khusus adalah sambalnya karena diracik khusus. Mulai bahan
tomat, serta terasi yang digunakan. Bahkan saking pedasnya, orang yang habis
menyatap Nasi Sambal ini seperti ditempong atau ditampar. Dari
sinilah muncul istilahnasi tempong yang membuat penyuka makanan
pedas menjadi ketagihan. Nasi ini sangat nikmat di sajikan malam hari sambil
melirik keindahan kota Banyuwangi. Warung Nasi kepunyaan Mbak Sum yang berada
di Selatan Roxi sangat ramai mulai sore hingga malam hari, tak pelak jika
sering pelanggannya kehabisan menu hidangan jika datang saat malam hari.
Nah penasaran dengan sego tempong atau Anda ingin merasakan
tamparan sego tempong maka datanglah ke Banyuwangi. Setiap sore hingga tengah
malam, di sudut-sudut kota Banyuwangi banyak bertebaran penjual Nasi Tempong.
Apabila Anda melalui Bondowoso menuju Kawah Ijen maka di
Bondowoso ada satu wisata kuliner yang paling dikenal dari kota Bondowoso yaitu
Tape. Makanan khas daerah yang terbuat dari ketela pohon ini memiliki cita rasa
tinggi juga baik untuk kesehatan. Selain Tape, terdapat pula makanan khas kota
Bondowoso berbahan ketela pohon seperti prol tape, brownies tape, ketan tape,
dodol tape, tape bakar, dan suwar-suwir. Beberapa toko penjual tape yang sangat
dikenal dengan produk-produknya dan mulai tersebar di beberapa tempat. Harganya
variatif dan terjangkau serta kualitas rasa yang akan menggugah selera.
Transportasi
Anda dapat mencapai
Kawah Ijen melalui dua alternatif rute berikut ini.
Pertama, rute dari Banyuwangi
menuju Licin yang berjarak 15 km yang dapat dilewati dengan kendaraan bermotor
roda dua atau empat selama sekitar 30 menit. Rute ini lebih sulit dilalui
karena kondisi jalan yang rusak. Biasanya digunakan oleh para pendaki untuk
rute pendakian Gunung Ijen. Rute ditempuh dari Banyuwangi lalu menuju Kecamatan
Licin. Dari Licin menuju Paltuding yang berjarak sekitar 18 km perjalanan dapat
diteruskan dengan kendaraan bermotor terutama jenis jeep double gardan karena
sekitar 6 km sebelum sampai di Paltuding melewati jalan yang dinamakantanjakan erek-erek yaitu berupa belokan berbentuk S dan
sekaligus menanjak, perjalanan memerlukan waktu sekitar satu jam, karena
jalanan sering rusak oleh air hujan maupun dilewati truk pengangkut Belerang
setiap hari. Dari Patulding Anda tinggal berjalan kaki melewati jalan setapak
dan tebing kaldera sejauh 3 kilometer menuju dasar Kawah Ijen. Total jarak
tempuh melewati rute ini adalah 38 kilometer.
Kedua, rute jalan utara dari Situbondo menuju Sempol (Bondowoso)
melalui Wonosari kemudian dilanjutkan ke Paltuding yang dapat dicapai dengan
kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Rute ini lebih mudah dilalui
karena kondisi jalan yang bagus dan relatif mulus. Rute ini dapat ditempuh dari
Bondowoso, lalu menuju Wonosari, lalu ke Sempol dan akhirnya ke Patulding.
Jarak Situbondo sampai Paltuding adalah 93 km dan kondisi jalan sampai
Paltuding boleh dikatakan sangat bagus sehingga dapat ditempuh dalam waktu
sekitar 2,5 jam. Dari Patulding Anda tinggal berjalan kaki melewati jalan
setapak dan tebing kaldera sejauh 2 kilometer menuju Kawah Ijen. Jarak tempuh
melewati rute ini adalah 70 kilometer dengan pemandangan pohon kopi dan hutan
pinus yang memesona.
Rute dari Bondowoso ini
melalui daerah terbatas areal perkebunan kopi dengan tiga pintu gerbang yang
berbeda. Di setiap pintu gerbang Anda diminta untuk mengisi buku tamu dan
tujuan perjalanan. Pemandangan di rute ini sangat bagus dengan kebun kopi
arabikanya yang hijau teratur, hutan pinus Perhutani dan hutan perawan Cagar
Alam Ijen-Merapi yang lebat. Kunjungan singkat satu hari dapat dilakukan namun
bermalam di perkebunan kopi atau Paltuding adalah pilihan yang tepat.
Tersedia paket agrowisata mengunjungi kebun kopi dan unit pemrosesan biji kopi
yang patut Anda pertimbangkan.
Anda dapat menuju
Bondowoso maupun Banyuwangi dengan transportasi umum dari Surabaya. Jarak dari
Surabaya ke Bondowoso maupun Banyuwangi sekira 200 kilometer.
Untuk menuju ke kawah
ijen, perjalanan akan melintasi keindahan hutan lindung. Di sepanjang
perjalanan menuju ke Kawah Ijen, terlihat para pekerja tambang belerang dalam
kendaraan truk pengangkut menuju ke kawah ijen, perjalanan sangat menantang dan
tentunya menguras tenaga. Setibanya di kawasan Paltuding maka ini adalah
titik awal menuju ke Kawah Ijen dimana Anda harus berjalan mendaki sekitar 1,5
jam. Paltuding adalah lokasi kaki gunung dengan ketinggian 1.800 m dpl, jadi
pastikan Anda membawa baju hangat yang mencukupi.
Semoga bermanfaat buat
agenda liburan anda semua, salam silaturrahmi wong Bondowoso.
Referensi : http://www.indonesia.travel/id/destination/293/kawah-ijen