SEKILAS SEJARAH
KEKAISARAN PERSIA
momento_net@yahoo.com
Sejarah Iran
momento.doc |
Kekaisaran Persia (Iran)
Kekaisaran Persia ( Persia : امپراتوری ایران)
adalah sejumlah kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran,
tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia Tengah dan Kaukasus. Saat ini nama Persia
dan Iran sudah menjadi kebiasaan; Persia digunakan untuk
isu sejarah dan kebudayaan dan Iran digunakan untuk isu politik. Bangsa
yang dikemudian hari memproklamirkan diri sebagai Republik Islam Iran ini
didominasi oleh Syiah.
- Peradaban Proto-Elam (3200–2700 SM)
- Peradaban Jiroft (3000–l.k. abad ke-5 SM)
- Dinasti Elam (2700–539 SM)
- Kerajaan Mannai (abad ke-10–l.k. abad ke-7 SM)
- Kekaisaran Media (728–550 SM)
- Kekaisaran Akhemeniyah (648–330 SM)
- Kekaisaran Seleukia (330–150 SM)
- Kekaisaran Parthia (250 SM– 226 M)
- Kekaisaran Sasaniyah (226–650)
- Penaklukan Islam (637–651)
- Kekhalifahan Umayyah (661–750)
- Kekhalifahan Abbasiyah (750–1258)
- Dinasti Tahiriyah (821–873)
- Dinasti Alawiyah (864–928)
- Dinasti Saffariyah (861–1003)
- Dinasti Samaniyah (875–999)
- Dinasti Ziyariyah (928–1043)
- Dinasti Buwayhiyah (934–1055)
- Dinasti Ghaznaviyah (963–1187)
- Kesultanan Seljuk Raya (1037–1187)
- Kekaisaran Khwarezmia (1077–1231)
- Dinasti Ilkhanat (1256–1353)
- Dinasti Muzaffariyah (1314–1393)
- Dinasti Chupaniyah (1337–1357)
- Dinasti Jalayiriyah (1339–1432)
- Dinasti Timuriyah (1370–1506)
- Turkoman Qara Qoyunlu (1407–1468)
- Turkoman Aq Qoyunlu (1378–1508)
- Dinasti Safawiyah (1501–1722/1736)
- Dinasti Pashtun Hotaki (1722–1736)
- Dinasti Afshariyah (1736–1802)
- Dinasti Zand (1750–1794)
- Dinasti Qajar (1781–1925)
- Dinasti Pahlevi (1925–1979)
- Revolusi Iran (1979)
- Pemerintahan Sementara (1979–1980)
- Republik Islam Iran (1980–sekarang)
Kekaisaran Persia (Persia: امپراتوری ایران)
adalah sejumlah kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran,
tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia Tengah dan Kaukasus. Saat ini nama Persia
dan Iran sudah menjadi kebiasaan; Persia digunakan untuk
isu sejarah dan kebudayaan dan Iran digunakan untuk isu politik. Bangsa
yang dikemudian hari memproklamirkan diri sebagai Republik Islam Iran ini
didominasi oleh Syi'ah.
SEJARAH
Kekaisaran
Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM – 330SM)
Dari tulisan-tulisan sejarah,
peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran,
diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua dan ketiga, Bangsa Arya
hijrah ke Iran dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728SM-550SM). Kekaisaran ini telah menjadi
simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah
(648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung.
Koresh Agung juga terkenal
sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak
kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang
memakai gelar Agung
dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dilarang di kawasan-kawasan
taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran
Persia.) Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada
peradaban-peradaban manusia setelah zamannya.
Kekaisaran Persia kemudian
diperintah oleh Cambyses selama
tujuh tahun (531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa.
Akhirnya Darius yang Agung (522SM
-486SM) menang dan dinyatakan sebagai raja.
Ibu kota Persia pada zaman Darius
dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun dan menjadikannya pelopor untuk
pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut
diperbaharui dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa dan Sardis.
Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan.
Selain itu, mata uang syiling dalam
bentuk daric (syiling emas)
dan juga Shekel (syiling perak)
diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut
diperkenalkan dan diterbitkan di dalam prasasti-prasasti kerajaan.
Di bawah pemerintahan Koresh yang
Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang
terbesar dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah
kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi dan menghormati
budaya-budaya dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
Kekaisaran
Seleukus (330SM - 248SM)
Pada tahun 330SM Kekaisaran Akhemeniyah
diserang oleh kerajaan Yunani yang di pimpin
salah satu jenderal dari Alexander Agung yang
bernama Seleukus dan lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari
Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung
wafat.
Kekaisaran Iran Ketiga:
Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)
Kekaisaran Parthia
Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida
yang menyatukan dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan
wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga
merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi
di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terbagi atas dua kelompok
berkuda, tentara berkuda yang berperisai dan membawa senjata berat, dan tentara
berkuda yang bersenjata ringan dan kudanya lincah bergerak. Sementara itu,
tentara Romawi terlalu bergantung kepada infantri, menyebabkan Romawi sukar
untuk mengalahkan Parthia. Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang
tawan, menyebabkan mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini menyebabkan
kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain.
Kekaisaran Parthia tegak selama
lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan
kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Kekaisaran
Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
kekaisaran sasania pada
zaman kegemilangannya.
Ardashir I,
shah pertama Kekaisaran Sassania, mula
membangun kembali ekonomi dan militer Persia. Wilayahnya meliputi kawasan Iran
modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah dan wilayah Arab. Pada zaman Khosrau II (590-628) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir,
Yordania, Palestina, dan Lebanon. Orang-orang Sassania menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iranshæhr,
"Penguasaan Orang Arya".)
Sejarah Iran seterusnya diikuti
dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut
sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qādisiyyah
(632 M) di Hilla, Iraq.
Rostam Farrokhzād,
seorang jenderal Persia, dikritik kerana keputusannya untuk berperang dengan
orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara
mereka tidak keruan dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam
atas Persia.
Era Sassania menyaksikan
memuncaknya peradaban Persia,
dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam.
Pengaruh dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam
oleh bangsa Persia.
Islam Persia dan Zaman
Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
Setelah pemelukan Islam,
orang-orang Persia mulai membentuk gambaran Islam Persia, di mana mereka
melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga
sebagai muslim. Pada abad ke-8 M, Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah memerangi tentara Umayyah, karena Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab
dan memandang rendah kepada orang Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang
Persia mulai melibatkan diri dalam administrasi kerajaan. Sebagian mendirikan
dinasti sendiri.
Pada abad kesembilan dan
kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia yang menentang
gagasan Arab sebagai Islam dan Muslim. Tetapi kebangkitan ini tidak menentang
identitas seorang Islam. Salah satu dampak kebangkitan ini ialah penggunaan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)
Pada zaman ini juga, para ilmuwan
Persia menciptakan Zaman Kegemilangan Islam. Sementara itu Persia menjadi tumpuan
penyebaran ilmu sains, filsafat dan teknik. Ini kemudian memengaruhi sains di
Eropa dan juga kebangkitan Renaissance.
Bermula pada tahun 1220, Parsi
dimasuki oleh tentera Mongolia di bawah pimpinan Genghis Khan, diikuti dengan Tamerlane, dimana kedua penjelajah ini menyebabkan kemusnahan
yang parah di Persia.
Islam
Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
Parsi mulai berganti menjadi Islam
Syiah pada zaman Safawi, pada tahun 1501. Dinasti Safawi kemudian menjadi salah
sebuah penguasa dunia yang utama dan mulai mempromosikan industri pariwisata di
Iran. Di bawah pemerintahannya, arsitektur Persia berkembang kembali dan
menyaksikan pembangunan monumen-monumen yang indah. Kejatuhan Safawi disusuli
dengan Persia yang menjadi sebuah medan persaingan antara kekuasaan kekaisaran Russia dan kekaisaran Britania (yang
menggunakan pengaruh dinasti qajar). Namun begitu, Iran tetap
melestarikan kemerdekaan dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik di rantau
itu. Modernisasi Iran yang bermula pada lewat abad ke-19, membangkitkan
keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia. Ini menyebabkan terjadinya
Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911. Pada tahun 1921, Reza Khan (juga dikenal sebagai Reza Shah) mengambil alih
tahta melalui perebutan kekuasaan dari Qajar yang semakin lemah. Sebagai
penyokong modernisasi, Shah Reza memulai pembangunan industri modern, jalan kereta api, dan pendirian sistem
pendidikan tinggi di Iran. Malangnya, sikap aristokratik dan ketidakseimbangan
pemulihan kemasyarakatan menyebabkan banyak rakyat Iran tidak puas.
Pada pada perang dunia II, tentara Inggris dan Uni Soviet menyerang
Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941, untuk membatasi Blok Poros dan
menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran. Blok Sekutu memaksa Shah untuk
melantik anaknya, Mohammad Reza Pahlavi
menggantikannya, dengan harapan Mohammad Reza menyokong mereka.
Malangnya, pemerintahan Shah
Mohammad Reza bersifat otokratis. Dengan bantuan dari Amerika dan Inggris, Shah
meneruskan modernisasi Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan
partai-partai oposisi melalui badan intelijennya, SAVAK. Ayatullah Ruhollah Khumaini menjadi oposisi dan pengkritik aktif terhadap
pemerintahan Shah Mohammad Reza dan kemudian ia dipenjarakan selama delapan
belas bulan. Melalui nasihat jenderal Hassan Pakravan,
Khomeini dibuang ke luar negeri dan diantar ke Turki
dan selepas itu ke Negeri Irak.