Selayang Pandang Metodologi
Study Islam
Oleh :
Yudi_78
Bahan Pemikiran di Warung Kopi Intektual Kampus
Belajar tentang metologi studi Islam adalah awal
langkah untuk menformat kembali wajah Islam yang Indah sejak lahirnya. Dimana saat
ini nilai-nilai Islam sudah mulai mengalami degradasi karena pengaruh hembusan
culture barat yang sengaja di sebarkan melalui berbagai media sosial di dunia
ini.
Munculnya berbagai paham keislaman di sekitar
kita, menggugah hati dan pemikiran kritis kita untuk memilah lagi, dimana letak
agama? Dimana letak budaya atau tradisi? Jawaban inilah yang nantinya akan bisa
terbongkar dengan menggunakan ilmu metologi study Islam.
Pada awal tahun 1970-an berbicara
mengenai penelitian agama dianggap tabu. Orang akan berkata : kenapa agama yang
sudah begitu mapan mau diteliti ; agama adalah wahyu Allah. Sikap serupa
terjadi di Barat. Dalam pendahuluan buku Seven Theories Of Religion dikatakan,
dahulu orang Eropa menolak anggapan adanya kemungkinan meniliti agama. Sebab,
antara ilmu dan nilai, antara ilmu dan agama ( kepercayaan ), tidak bisa
disinkronkan.
Kehadiran agama Islam yang dibawa
Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang
sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan
manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis,
tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan
progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual,
senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap
positif lainnya.
Menurut bahasa (etimologi), metode
berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode
adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang di tempuh dalam suatu
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau
penelitian.
Menurut istilah“metodologi” berasal
dari bahasa yunani yakni metodhos dan logos, methodos berarti cara, kiat dan
seluk beluk yang berkaitan dengan upaya menyelsaikan sesuatu, sementara logos
berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan wawasan. Dengan demikian metodologi
adalah metode atau cara-cara yang berlaku dalam kajian atau penelitian.
Metodologi adalah masalah yang
sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu, metode kognitif yang betul untuk
mencari kebenaran adalah lebih penting dari filsafat, sains, atau hanya
mempunyai bakat.
Cara dan prosedur untuk memperoleh
pengetahuan dapat ditentukan berdasarkan disiplin ilmu yang dikajinya, oleh
karena itu dalam menentukan disiplin ilmu kita harus menentukan metode yang
relevan dengan disiplin itu, masalah yang dihadapi dalam proses
verivikasi ini adalah bagaimana prosedur kajian dan cara dalam pengumpulsn dan
analisis data agar kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan berfikir induktif.
Penetapan prosedur kajian dan cara ini disebut metodologi kajian atau
metodologi penelitian
Selain itu metodelogi adalah
pengetahuan tentang metode-metode, jadi metode penelitian adalah
pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan dalam penelitian. Louay safi
mendefinisaikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang berhubungan
dengan pembahasan tentang metode-metode yang digunakan dalam mengkaji fenomena
alam dan manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang penelitian
ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan,
prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.
Ketika metode digabungkan dengan
kata logos maknanya berubah. Logos berarti “studi tentang” atau “teori
tentang”. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar kumpulan cara yang
sudah diterima(well received) tetapi berupa berupa kajian tentang metode. Dalam
metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan. Pendek kata,
bila dalam metode tidak ada perbedaan, refleksi dan kajian atas cara kerja ilmu
pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji, mendebat,
dan merefleksi cara kerja suatu ilmu. Maka dari itu, metodologi menjadi menjadi
bagian dari sistematika filsafat, sedangkan metode tidak.
Metodologi adalah ilmu cara- cara
dan langkah- langkah yang tepat ( untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta
menerapkan cara
Istilah metodologi studi islam
digunakan ketika seorang ingin membahas kajian- kajian seputar ragam metode
yang biasa digunakan dalam studi islam. Sebut saja misalnya kajian atas metode
normative, historis, filosofis, komparatif dan lain sebagainya. Metodologi
studi islam mengenal metode- metode itu sebatas teoritis. Seseorang yang
mempelajarinya juga belum menggunakannya dalam praktik. Ia masih dalam tahap
mempelajari secara teoritis bukan praktis.
Pembahasan kajian keislaman
mengikuti wawasan dan keahlian para pengkajinya, sehingga terkesan ada nuansa
kajian mengikuti selera pengkajinya, secara material, ruang lingkup studi islam
dalam tradisi sarjana barat, meliputi pembahasan mengenai ajaran, doktrin, teks
sejarah dan instusi-instusi keislaman pada awalnya ketertarikan sarjana barat
terhadap pemikiran islam lebih karena kebutuhan akan penguasaan daerah koloni.
Mengingat daerah koloni pada umumnya adalah Negara Negara yang banyak
didomisili warga Negara yang beragama islam, sehingga mau tidak mau mereka
harus faham budaya lokal. Kasus ini dapat dilihat pada perang aceh sarjana
belanda telah mempelajari islam terlebih dahulu sebelum diterjunkan dilokasi
deengan asumsi ia telah memahami budaya dan peradapan massyarakat aceh yang
mayoritas beragama islam.
Islam dipahami dari sisi ajaran,
doktrin dan pemahaman masyarakat debngan asumsi dapat diketahui tradisi dan
kekuatan masyarakat setempat. Setaelah itu pemahaman yang telah menjadi input
bagi kaum orentalis diambil sebagai dasar kebijakan oleh penguasa colonial yang
tentunya lebih menguntungkan mereka ketimbang rakyat banyak diwilayah
jajahanya. Hasil studi ini sesungguhnya lebih menguntungkan kaum penjajah tatas
dasar masukan ini para penjajah colonial dapat mengambil kebijakan didaerah
koloni dengan mempertimbangkan budaya lokal. Atas masukkan ini, para penjajah
mampu membuat kekuatan social, masyarakat terjajah sesuai dengan kepentingan
dan keutunganya. Setelah mengalami keterpurukan, dunia islam mulai bangkit
memalui para pembaru yang telah dicerahkan. Dari kelompok ini munculah gagasan
agar umat islam mengejar ketertinggalanya dari umat lain. wassalam
No comments :
Post a Comment