Hujan Salju

Showing posts with label Islam. Show all posts
Showing posts with label Islam. Show all posts

Tuesday, February 24, 2015

Selayang Pandang Metodologi Study Islam



Selayang Pandang Metodologi Study Islam
Oleh : Yudi_78
Bahan Pemikiran di Warung Kopi Intektual Kampus



http://momento-yudiardian.blogspot.com/


Belajar tentang metologi studi Islam adalah awal langkah untuk menformat kembali wajah Islam yang Indah sejak lahirnya. Dimana saat ini nilai-nilai Islam sudah mulai mengalami degradasi karena pengaruh hembusan culture barat yang sengaja di sebarkan melalui berbagai media sosial di dunia ini.
Munculnya berbagai paham keislaman di sekitar kita, menggugah hati dan pemikiran kritis kita untuk memilah lagi, dimana letak agama? Dimana letak budaya atau tradisi? Jawaban inilah yang nantinya akan bisa terbongkar dengan menggunakan ilmu metologi study Islam.
Pada awal tahun 1970-an berbicara mengenai penelitian agama dianggap tabu. Orang akan berkata : kenapa agama yang sudah begitu mapan mau diteliti ; agama adalah wahyu Allah. Sikap serupa terjadi di Barat. Dalam pendahuluan buku Seven Theories Of Religion dikatakan, dahulu orang Eropa menolak anggapan adanya kemungkinan meniliti agama. Sebab, antara ilmu dan nilai, antara ilmu dan agama ( kepercayaan ), tidak bisa disinkronkan.
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Menurut istilah“metodologi” berasal dari bahasa yunani yakni metodhos dan logos, methodos berarti cara, kiat dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya menyelsaikan sesuatu, sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan wawasan. Dengan demikian metodologi adalah metode atau cara-cara yang berlaku dalam kajian atau penelitian.
Metodologi adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu, metode kognitif yang betul untuk mencari kebenaran adalah lebih penting dari filsafat, sains, atau hanya mempunyai bakat.
Cara dan prosedur untuk memperoleh pengetahuan dapat ditentukan berdasarkan disiplin ilmu yang dikajinya, oleh karena itu dalam menentukan disiplin ilmu kita harus menentukan metode yang relevan dengan disiplin  itu, masalah yang dihadapi dalam proses verivikasi ini adalah bagaimana prosedur kajian dan cara dalam pengumpulsn dan analisis data agar kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan berfikir induktif. Penetapan prosedur kajian dan cara ini disebut metodologi kajian atau metodologi penelitian
Selain itu metodelogi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metode penelitian adalah  pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan dalam penelitian. Louay safi mendefinisaikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan tentang metode-metode yang digunakan dalam mengkaji fenomena alam dan manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang penelitian ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan, prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.
Ketika metode digabungkan dengan kata logos maknanya berubah. Logos berarti “studi tentang” atau “teori tentang”. Oleh karena itu, metodologi tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah diterima(well received) tetapi berupa berupa kajian tentang metode. Dalam metodologi dibicarakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan. Pendek kata, bila dalam metode tidak ada perbedaan, refleksi dan kajian atas cara kerja ilmu pengetahuan, sebaliknya dalam metodologi terbuka luas untuk mengkaji, mendebat, dan merefleksi cara kerja suatu ilmu. Maka dari itu, metodologi menjadi menjadi bagian dari sistematika filsafat, sedangkan metode tidak.
Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat ( untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara
Istilah metodologi studi islam digunakan ketika seorang ingin membahas kajian- kajian seputar ragam metode yang biasa digunakan dalam studi islam. Sebut saja misalnya kajian atas metode normative, historis, filosofis, komparatif dan lain sebagainya. Metodologi studi islam mengenal metode- metode itu sebatas teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum menggunakannya dalam praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis bukan praktis.
Pembahasan kajian keislaman mengikuti wawasan dan keahlian para pengkajinya, sehingga terkesan ada nuansa kajian mengikuti selera pengkajinya, secara material, ruang lingkup studi islam dalam tradisi sarjana barat, meliputi pembahasan mengenai ajaran, doktrin, teks sejarah dan instusi-instusi keislaman pada awalnya ketertarikan sarjana barat terhadap pemikiran islam lebih karena kebutuhan akan penguasaan daerah koloni. Mengingat daerah koloni pada umumnya adalah Negara Negara yang banyak didomisili warga Negara yang beragama islam, sehingga mau tidak mau mereka harus faham budaya lokal. Kasus ini dapat dilihat pada perang aceh sarjana belanda telah mempelajari islam terlebih dahulu sebelum diterjunkan dilokasi deengan asumsi ia telah memahami budaya dan peradapan massyarakat aceh yang mayoritas beragama islam.
Islam dipahami dari sisi ajaran, doktrin dan pemahaman masyarakat debngan asumsi dapat diketahui tradisi dan kekuatan masyarakat setempat. Setaelah itu pemahaman yang telah menjadi input bagi kaum orentalis diambil sebagai dasar kebijakan oleh penguasa colonial yang tentunya lebih menguntungkan mereka ketimbang rakyat banyak diwilayah jajahanya. Hasil studi ini sesungguhnya lebih menguntungkan kaum penjajah tatas dasar masukan ini para penjajah colonial dapat mengambil kebijakan didaerah koloni dengan mempertimbangkan budaya lokal. Atas masukkan ini, para penjajah mampu membuat  kekuatan social, masyarakat terjajah sesuai dengan kepentingan dan keutunganya. Setelah mengalami keterpurukan, dunia islam mulai bangkit memalui para pembaru yang telah dicerahkan. Dari kelompok ini munculah gagasan agar umat islam mengejar ketertinggalanya dari umat lain. wassalam